Hadapi El Nino, Kementan Siagakan Penyuluh Pandeglang

by -1377 Views

KABARIBUKOTA.ID – Kementerian Pertanian terus melakukan upaya koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah untuk menghadapi dampak El Nino di sektor pertanian.

Sikap ini terlihat jelas dari arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam setiap kesempatan yang selalu mendorong para kepala daerah untuk mengantisipasi dampak El Nino. Ia menyebut kekeringan ekstrem akan mengancam produksi pangan.

“Kita perlu mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrem kekeringan (El Nino) agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan,” Tegasnya.

Mentan juga membeberkan, sebanyak 560 ribu hektare (ha) areal pertanian terancam kekeringan ekstrem akibat El Nino.

“El Nino ekstrem berpotensi menyebabkan kekeringan sekitar 560.000 hektare, sedangkan pada kondisi normal hanya 200 ribu hektare,” beber Syahrul Yasin Limpo.

Arahan Mentan SYL inipun diimplementasikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dengan tenaga penyuluh di daerah.

“Kementan saat ini sedang gencar menggaungkan gerakan nasional (gernas) El Nino. Di saat yang sama, kita juga melakukan pelatihan penganggulangan el nino secara massif dalam Training of Trainer (TOT) kepada dosen, guru, hingga penyuluh pertanian, ” tegas Dedi Nursyamsi.

Koordinasi BPPSDMP dengan Penyuluh Pertanian terkait El Nino juga rutin dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi dan memitigasi dampak El Nino yang dirasakan petani.

Seperti yang dilakukan Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah yang melakukan koordinasi dan mitigasi Dampak El Nino di Kabupaten Pandeglang. “Dari hasil koordinasi, terdapat 18 Kecamatan dari total 35 Kecamatan di Kab. Pandeglang dengan kondisi kekeringan kategori yang Berat. 18 kecamatan tersebut berada di bagian Selatan Pandeglang, ” sebutnya.

Adapun Kecamatan Sobang dan Kecamatan Cikeusik memiliki tingkat keparahan kekeringan dibandingkan dengan yang lainnya. “Kami mendapatkan laporan di BPP SOBANG ada beberapa kejadian terkait kekeringan dan lainnya,” tambahnya.

Melalui zoom meeting dengan laporan langsung dari PPL Kecamatan Sobang, Sesba Siti Munifah melihat langsung kondisi lahan sawah yang sudah kering bahkan cenderung terbelah hingga 30 cm.

“Kekeringan di Sobang karena sumber air yang terbatas, dan debit air yang kurang. Luasan yang sudah tanam di 4 desa yaitu Kertaraharja bojen wetan bojen Teluk Lada, ” beber PPL Kecamatan Sobang, Ari Sudarminto kepada Sesba Siti Munifah.

Ari melanjutkan, solusi yang bisa diambil sebenarnya adalah menggunakan sumur pantek untuk sumber air. Namun sayangnya, pembuatan sumur pantek sangat riskan karena dengan kedalaman lebih dari 15 Meter, akan memperoleh air asin, sedangkan jenis tanaman yang tidak cocok dengan air asin.

Kondisi sedikit berbeda terjadi di Kec. Karang Tanjung Desa seperti yang diungkapkan oleh PPL setempat, Asep. Menurutnya, kondisi hamparan di kecamatannya masih lebih baik dan sumber air cukup.

Menanggapi hal ini, Sesba Siti Munifah akan mencarikan solusi sumber air, salah satunya dengan pipanisasi dengan sumber air sungai terdekat. “Mungkin tidak akan melimpah airnya dan padi memang tidak harus terus dialiri air sampai becek, jadi bisa bergantian untuk membasahi lahan, ” tuturnya.

Dirinya juga mendorong Kabupaten Pandeglang untuk memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi usaha padi petani agar terhindar dari kerugian karena kekeringan terdampak El Nino.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.